Kodak Gold 200 |
Hoyhoyhoyhoy.
Asoylole sekali, karena sekarang saya memutuskan untuk melakukan perpostingan blog ini tiap dua hari sekali. Alasan pertama karena pembahasan yang saya tulis di sini cukup monoton dan membosankan, alasan kedua karena ya biar lebi santai dan nga gimana-gimana saja.
Uhuy.
Pengen nyoba nulis tempat cuci film yang masi buka di Bandung, Jogja, Surabaya, Bali, dan lain-lainnya gitu, tapi masih menunda-nunda karena itu pasti panjang. Ehe. Jadi bersabarlah saja, nanti akan tertulis semua jika berumur panjang.
Nah, untuk kali ini, karena judul saja sudah tertera, maka saya akan mencoba membahas masalah roll film lagi, yang kali ini kodak gold 200 menjadi primadona di postingan ini, sebab akan saya sebut berkali-kali.
Hikari Cam Reusable Disposable |
Halohoy.
Wah, sudah cukup lama ya sepertinya saya tidak update blog? Hmm, kira-kira sekitar... 5 hari? Eh anjir, lama banget? Kok kayaknya saya baru nggak nulis kemarin ya, kok udah lima hari aja. Ya ampon, kalau sehari nggak nulis tuh, selanjutnya bakal betah untuk nggak menulis ya wkakka.
Salut saya sama yang sudah terbiasa menulis tiap hari, bahkan setiap saat.
Kamu mantap.
Aplikasi Scan Film Negatif Kamera Analog |
Halo.
Bagaimana kabarnya?
Ya elah, perasaan setiap hari saya posting blog, yang saya tanyakan adalah kabar, kabar, dan kabar, sekali-kali saya ingin bertanya masalah bagaimana visi misi pegadaian atau apa tujuan pemerintah 10 tahun ke depan saja deh.
Tapi terlalu berat.
Lagipula, memang pemerintah punya tujuan?
Kamera Analog Disposable Cam Simple Ace Fujifilm |
Hoam.
Sudah capek halohalo, karena tidak disahut dengan 'ya ada apa?' atau 'halo juga'.
Yeiyele baper, apaan baper. Bakpia Lemper.
Uwu.
Bagaimana kabar perpuasaan pada hari ini? Tentunya baik dan lancar jiwa selalu bukan? Saya harap begitu, tapi kalau tidak yasudah nggapapa, asal diganti saja nanti tahun depan atau kapan saat dirasa badan sudah fit dan maksimal.
Review Kodak Pro Image 100 |
Haloh!
Aduh, boyokku pegel.
Ada yang tau boyok tidak? Jika di sini ada wong jowo, mari tos dulu karena arti kata boyok adalah punggung. Kenapa punggungku sakit? Apakah tulang punggung yang biasa digunakan untuk menyangga cinta dan rumah tangga mulai tiada? Apa diriku tida berminat untuk membangun rumah tangga?
Apaan anjir, nga jelas sekali awalan tulisanku ini.
Kamera Analog Termurah : Toycam Olymbus |
Halohohoho.
Anjir, kok seperti sinterklas yak. Eh, ya nggapapa. Di blog ini, jati diri tidak terlalu penting, karena yang penting adalah menulis, menulis, dan menulis. Walau kadang pegel duduk, walau kadang judeg mikir. Eh nggak juga ding, karena habis menulis kadang langsung merebah dan menonton konten-konten video yang memberi cerah seperti misal...
Apa ya kira-kira konten yang mencerahkan?
Roll Film Fuji C200 |
Halohohow.
Pakabar neh?
Baik baik saja kan? Baik ga neh? Baik gak? Ya baiklah, masa enggak. Etapi kalau misal sedang tidak baik ya gapapa, mungkin baru masanya saja untuk tidak baik. Nanti juga cerah akan mampir pada dirimu. Sabar saja menunggu, jangan menyerah dulu.
Asik kan?
Ya asik dong pun ah uwaw-uwaw.
Tempat Cuci Film Kamera Analog |
Halohalohalo.
Mantap sekali siang ini panas parah seperti neraka, tapi bohong. Memangnya diriku pernah merasakan api neraka, sampai-sampai bisa mengibaratkan dunia ini dengan neraka. Ehe, maap ya Tuhan. Saya cuma bercanda, jadi jangan bercandai hambamu ini dengan pelik duniawi yang wadidiw wadidaw dong pun ah.
Nggak ding, siang ini ngga panas. Tapi lebih ke ngga nentu, tiba-tiba berawan, tiba-tiba hujan, tiba-tiba cinta datang padaku auw auw.
Bodo amat cinta-cintaan apaan, teleq kucink.
Udah ah intronya, memangnya ini musik marchingband, kebanyakan intro.
Huwhuw.
Bagaimana nih kabar perpuasaannya? Apakah nyaman dan baik-baik saja? Semoga iya ya, karena jika tidak juga ya nggapapa. Namanya manusia, memiliki batas. Jika yang tiada batas, itu kenikmatan yang Tuhan berikan.
Gokil abis bahasa saya, padahal mah apa.
Teleq.
Saya lagi seneng-senengnya nih, membahas masalah kamera analog. Mungkin besok saya akan mencari pacar yang bernama analog. Eh, tapi tidak ding. Males pacaran.
Fujica M1 |
Haloha.
Kembali lagi kita membahas-bahas masalah kamera analog nih asik. Kali ini saya akan mencoba untuk membahas perihal kamera analog sejuta umat, yang dari dulu permasalahannya selalu sama yaitu : kait belakangnya suka patah wakaka. Tapi nggapapa, kamera analog jenis ini selalu dibangga-banggakan oleh orang Indonesia, karena katanya, ini kamera adalah salah satu kamera analog buatan Indonesia dong.
Bangga?
Ya jelas dong pun.
Nah, nama kameranya adalah Fujica M1.
Langit, Bintang, dan Daun Pohon |
Hmm,
Waduh, sebenernya secara pribadi, diri saya masih merasa bingung untuk mengisi konten Potret ini seperti bagaimana? Apakah lebih bagus diposting satu foto saja, lalu menjelaskan mengenai isi dan makna dari foto yang diambil, atau menceritakan perihal kegiatan memotret yang dilakukan dalam sehari.
Kalau misal memosting satu foto saja lalu menceritakannya, nanti singkat dan pasti akan terpost dengan banyak. Tapi kalau misal menceritakan kegiatan foto selama sehari, nanti bakal jarang terisi.
Huft.
Biarkan saya memikirkannya nanti ya, yang penting ini konten terisi dengan aman jaya sentosa dulu saja wakwaw.
Okay, kali ini saya akan menjabarkan mengenai kegiatan saya yang sangat langka dan jarang terealisasi jika tiada teman dan kemauan, yaitu perihal kegiatan memotret langit dan bintang-bintang di Pantai Watu Kodok.
Kodak Color Plus 200 |
Haloha.
Balik lagi nih ciye, lagi semangat sekali sepertinya dalam hal penulisan blog. Tumben sekali. Apa karena menulis yang saya sukai ya? Ah, tidak juga ah, tai aja hanya karena suka lalu terus-terusan melakukan. Nanti bosan, mending jarang-jarang, biar nanti ketika melakukannya, lega dan menyenangkan.
Ah, telek, kebanyakan cingcong ehe.
Okay, kali ini saya akan mencoba membahas masalah kamera analog lagi ah, tapi kali ini fokus pada roll filmnya dulu. Keren ngga tuh, kontenku, kadang mereview roll film, kadang mereview kamera analog, kadang mereview hasil potret yang telah tercipta oleh diri sendiri.
Wah, mantap.
Saya menulis blog lagi nih kali ini, wakwaw. Tapi sekarang saya mau fokus untuk membahas masalah kamera analog maupun yang berkaitan dengan foto-foto, karena saya lagi suka banget sama foto. Ehe.
Sejak kemarin-kemarin, saya berpikir agak lama sih soalnya, kayak, apakah saya akan kembali menulis di blog lama, setelah berbagai macam kegagalan yang sudah saya dapat? apakah saya masih memiliki muka untuk itu?
Sepertinya tidak.
Meskipun orang lain ya tidak peduli juga sih.
Tapi nggapapalah, kehidupan.
Yok Folo Yok
ABOUT ME
POPULAR POSTS
Blog Archive
-
▼
2021
(17)
-
▼
April
(14)
- Tempat Cuci Film Kamera Analog Di Tangerang yang M...
- Review Roll Film : Kodak Gold 200
- Review Kamera Analog : Hikari Cam
- 5 Aplikasi Scanner Klise / Film Negatif Kamera Analog
- Review Kamera Analog : Disposable Cam Simple Ace F...
- Review Roll Film Kamera Analog : Kodak Pro Image 100
- Review Kamera Analog Termurah : Toycam Olymbus
- Review Roll Film Untuk Pemula : Fuji C200
- Tempat Cuci Film Kamera Analog Di Jakarta Yang Mas...
- Review Kamera Analog : Kodak M35
- Review Kamera Analog : Fujica M1
- Memotret Langit dan Bintang Di Pantai Watu Kodok
- Review Roll Film Yang Pernah Murah Pada Masanya : ...
- Review Kamera Analog : Aikon Xpas 1
-
▼
April
(14)