Ef. Ote. O
Ef. Ote. O
  • Home
  • Kenapa Efo.teo?
  • Contact?
  • Konten Foto
    • Kamera Analog
    • Mirrorless
  • Sitemaps
  • Privacy Policy
Tips Kamera Analog untuk Pemula (Source : Google.com)

Siapa yang di sini ingin bermain kamera analog?

Eh, apa-apaan sekali anjir, awalan kata dari tulisan yang saya buat langsung menohok dengan pertanyaan, tanpa diisi dengan bridging-bridging omong kosong yang panjang. Mulai blak-blakan sekali ya sekarang diriku ini, mantap.

Aslinya memang begitu sih. Ehe.

Okai, mari kita langsung pada pembahasan dari tulisan ini.

 

Hay!

Eh, nulis blog gini masih worth it gak sih? ada yang membaca tidak ya, kira-kira? eh, sebentar lagi? memangnya, aku menulis gini untuk apaan deh?

refleksi diri? bukan, soalnya yang ku tulis juga bukan tentang curahan hati yang melegakan.

mencari adsense dengan nilai yang tinggi? bukan juga, ini kan blog baru, mana mungkin sudah teradsensekan.

menulis hal yang aku sukai? waw, bisa juga, soalnya ku kan sangat menyukai dunia peranalogan wkwkwk meskipun jika memotretnya, agak nggak karuan juga hasilnya. Tapi yasudah nggapapa, dibikin bebas saja karena nggak terikat apapun itu cukup mantap.

Ehe.

Baiklah, kali ini aku akan mencoba membahas tentang kamera analog lagi, yaitu salah satu jenis kamera analog yang cukup lumayan ramai diperbincangkan.

Apa itu?

Yak, FMO Cam, dari Filmonkish.

Buat yang belom tau, filmonkish adalah satu penjual kamera analog dan roll film gitu kayaknya, yang memang mereka menekuni dunia kamera analog sudah cukup lama. Alhasil, dari ketekunan itu, lantas mereka membuat semacam merk untuk kamera analog jenis toycam bernamakan FMO Cam.

Eh, lupa bikin heading asem.

Bikin dulu.

Review Kamera Analog FMO Cam

Oke, lanjut.

Sebenernya, si FMO Cam ini hanyalah sebuah kamera analog jenis toycam yang ada banyak banget di pasaran, dengan merk olymbus, aquapix, dan macem-macem. Bentuknya pun sederhana. Oleh karena kesederhanaan dari bentuk dan built quality yang hanya terbuat dari plastik, menjadikan si kamera jenis ini dijual dengan amat murah.

Baca juga : Review Toycam Olymbus

Pasaran untuk kamera toycam gini sekarang hanya berkisar di angka 50k untuk yang bekas, hingga 100k gitu untuk yang NOS.

Kemudian, Filmonkish mencoba mengambil celah dari harga murah dan banyaknya stok di dunia, dengan memodifikasi warna serta memberikan tempelan merk agar terlihat unyu dan kekinian. Harganya pun tentu dinaikan. Terakhir ku lihat, kalau nggak salah pasaran untuk kamera analog FMO ini berkisar di angka 180.000 ya? Cukup mahal untuk toycam dengan hasil yang ala kadarnya sekali. Tapi, kebanyakan orang membeli kamera ini karena emang tampilannya yang ciamik.

Kelebihan & Kekurangan Kamera Analog FMO Cam

Bicara masalah kelebihan, aku hanya bisa bilang bahwa kelebihan dari kamera analog FMO Cam ini hanyalah dari tampilan luarnya saja.

Maap.

Tapi emang bener. Dari segi hasil, ya sama banget dengan kamera toycam harga 50 ribuan bekas gitu. Built qualitynya pun sama.

Nggak bisa bilang kamera ini akan awet juga, karena semua tergantung pemakaian para penggunanya sih. Mau FMO Cam, Toycam Olymbus, atau Aquapix, mereka sama saja. Hanya beda tampilan luar yang diperjual belikan.

Jadi, bisa dibilang kamera FMO Cam ini cocok untuk kalian yang memang suka bawa kamera analog kecil dengan praktis, tapi pas dilihat oleh orang nanti kayak... wah, unyu sekali itu kameranya.

Gitu.

Masalah hasil, tidak usah terlalu berharap banyak-banyak.

Apakah Worth It FMO Cam Dibeli Untuk Pemula?

Kalau bicara masalah worth itu, tentu semua tergantung masing-masing orang ya.

Karena ku adalah pemilik blog ini dan tentu saja apa yang tertuang di sini adalah murni dari pemikiran saya, maka saya akan mengutarakan...

worth it, as long as kalian adalah orang yang memang menyukai ke-aesthetic-an kamera analog dari tampilan luarnya, serta tidak sayang untuk merogoh kocek lumayan hanya untuk kamera plastik saja.

tidak worth itu, untuk kalian yang mengejar hasil dari kamera analog yang mantap jiwa.

Bebas-bebas saja sih.

Baca juga : Review Kodak M35

Saya pribadi, jika harus memilih, saya lebih suka membeli kamera analog toycam yang bekas murah seharga 50k, dengan tampilan luar yang biasa banget, karena memang yang saya kejar dari main analog adalah hasilnya gitu.

Bagaimana Hasil Kamera Analog FMO Cam?

Saya tidak akan berkata banyak-banyak, karena di sini saya akan menjabarkan hasil dari kamera analog FMO yang terkesan biasa saja dan... ya sama saja gitu dengan toycam pada umumnya.

Silakan dilihat-lihat ya.

Source : Instagram/lakshana1994
source : instagram/rrsnrn
source : instagram/gariskhatustw
source : instagram/anologi.kita

Harga Kamera Analog FMO Cam

 

Seperti yang sudah ku jabarkan di atas, harga yang harus dibayar untuk membeli kamera analog FMO Cam adalah sebesar Rp. 180.000

Sedikit agak tinggi, untuk ukuran toycam saja.

Baca juga : Review Fujica M1

Untuk pemula yang mementingkan hasil dan bisa jepret di malam hari, harga segitu kalian sudah bisa mendapat kamera analog motordrive dengan flash bawaan yang mantap. Nambah uang sedikit lagi, bisa saja kebeli kamera dengan lensa yang lebih hebat.

Tapi, ya, itu pendapatku saja sih.

Soalnya ya itu, semua tergantung selera dan kesukaan.

Ehe.

Yasudah ya, terimakasih jika ada yang mampir membaca tulisan ini.

Saya menulis ini dengan keadaan ngantuk dan sumuk jam setengah 12 malem anjir.

Keren.

Byebye.

Review Cira Film 200

Woho, diriku kembali.

Keren sekali nggak sih, diriku yang tiba-tiba kembali ini? Tidak ya? Yasudah tidak apa-apa karena kekerenan di dunia ini hanya milik Vincent Rompies semata.

Asoy.

Haha, mau ngapain ya di masa comeback-ku ini? Hm, sepertinya aku akan kembali membahas masalah dunia perkamera-analog-an kembali, mengingat ya blog ini memang terkhususkan untuk itu saja. Tapi kapan-kapan mungkin boleh bercurhat kali ya, jika perlu? Ya ngapapa, tapi jangan keseringan karena untuk apa juga.

Uhuy.

Cuci Film Tangerang yang Masih Buka

Huwalahaw.

Kembali lagi bersama saya yang akan membahas masalah kamera analog yang gitu-gitu aja, tapi yaudah nggapapa, daripada ngga ada yang dibahas kan ya?

Saya males membahas cinta-cintaan juga soalnya.

Wle.

Oiya tapi...

Kodak Gold 200

Hoyhoyhoyhoy.

Asoylole sekali, karena sekarang saya memutuskan untuk melakukan perpostingan blog ini tiap dua hari sekali. Alasan pertama karena pembahasan yang saya tulis di sini cukup monoton dan membosankan, alasan kedua karena ya biar lebi santai dan nga gimana-gimana saja.

Uhuy.

Pengen nyoba nulis tempat cuci film yang masi buka di Bandung, Jogja, Surabaya, Bali, dan lain-lainnya gitu, tapi masih menunda-nunda karena itu pasti panjang. Ehe. Jadi bersabarlah saja, nanti akan tertulis semua jika berumur panjang.

Nah, untuk kali ini, karena judul saja sudah tertera, maka saya akan mencoba membahas masalah roll film lagi, yang kali ini kodak gold 200 menjadi primadona di postingan ini, sebab akan saya sebut berkali-kali.

Hikari Cam Reusable Disposable

Halohoy.

Wah, sudah cukup lama ya sepertinya saya tidak update blog? Hmm, kira-kira sekitar... 5 hari? Eh anjir, lama banget? Kok kayaknya saya baru nggak nulis kemarin ya, kok udah lima hari aja. Ya ampon, kalau sehari nggak nulis tuh, selanjutnya bakal betah untuk nggak menulis ya wkakka.

Salut saya sama yang sudah terbiasa menulis tiap hari, bahkan setiap saat.

Kamu mantap.

Aplikasi Scan Film Negatif Kamera Analog

Halo.

Bagaimana kabarnya?

Ya elah, perasaan setiap hari saya posting blog, yang saya tanyakan adalah kabar, kabar, dan kabar, sekali-kali saya ingin bertanya masalah bagaimana visi misi pegadaian atau apa tujuan pemerintah 10 tahun ke depan saja deh.

Tapi terlalu berat.

Lagipula, memang pemerintah punya tujuan?

Kamera Analog Disposable Cam Simple Ace Fujifilm

Hoam.

Sudah capek halohalo, karena tidak disahut dengan 'ya ada apa?' atau 'halo juga'.

Yeiyele baper, apaan baper. Bakpia Lemper.

Uwu.

Bagaimana kabar perpuasaan pada hari ini? Tentunya baik dan lancar jiwa selalu bukan? Saya harap begitu, tapi kalau tidak yasudah nggapapa, asal diganti saja nanti tahun depan atau kapan saat dirasa badan sudah fit dan maksimal.

Review Kodak Pro Image 100

Haloh!

Aduh, boyokku pegel.

Ada yang tau boyok tidak? Jika di sini ada wong jowo, mari tos dulu karena arti kata boyok adalah punggung. Kenapa punggungku sakit? Apakah tulang punggung yang biasa digunakan untuk menyangga cinta dan rumah tangga mulai tiada? Apa diriku tida berminat untuk membangun rumah tangga? 

Apaan anjir, nga jelas sekali awalan tulisanku ini.

Kamera Analog Termurah : Toycam Olymbus

Halohohoho.

Anjir, kok seperti sinterklas yak. Eh, ya nggapapa. Di blog ini, jati diri tidak terlalu penting, karena yang penting adalah menulis, menulis, dan menulis. Walau kadang pegel duduk, walau kadang judeg mikir. Eh nggak juga ding, karena habis menulis kadang langsung merebah dan menonton konten-konten video yang memberi cerah seperti misal...

Apa ya kira-kira konten yang mencerahkan?

Roll Film Fuji C200

Halohohow.

Pakabar neh?

Baik baik saja kan? Baik ga neh? Baik gak? Ya baiklah, masa enggak. Etapi kalau misal sedang tidak baik ya gapapa, mungkin baru masanya saja untuk tidak baik. Nanti juga cerah akan mampir pada dirimu. Sabar saja menunggu, jangan menyerah dulu.

Asik kan?

Ya asik dong pun ah uwaw-uwaw.

Tempat Cuci Film Kamera Analog

Halohalohalo.

Mantap sekali siang ini panas parah seperti neraka, tapi bohong. Memangnya diriku pernah merasakan api neraka, sampai-sampai bisa mengibaratkan dunia ini dengan neraka. Ehe, maap ya Tuhan. Saya cuma bercanda, jadi jangan bercandai hambamu ini dengan pelik duniawi yang wadidiw wadidaw dong pun ah.

Nggak ding, siang ini ngga panas. Tapi lebih ke ngga nentu, tiba-tiba berawan, tiba-tiba hujan, tiba-tiba cinta datang padaku auw auw.

Bodo amat cinta-cintaan apaan, teleq kucink.

Udah ah intronya, memangnya ini musik marchingband, kebanyakan intro.


Huwhuw.

Bagaimana nih kabar perpuasaannya? Apakah nyaman dan baik-baik saja? Semoga iya ya, karena jika tidak juga ya nggapapa. Namanya manusia, memiliki batas. Jika yang tiada batas, itu kenikmatan yang Tuhan berikan.

Gokil abis bahasa saya, padahal mah apa.

Teleq.

Saya lagi seneng-senengnya nih, membahas masalah kamera analog. Mungkin besok saya akan mencari pacar yang bernama analog. Eh, tapi tidak ding. Males pacaran.

 

Fujica M1


Haloha.

Kembali lagi kita membahas-bahas masalah kamera analog nih asik. Kali ini saya akan mencoba untuk membahas perihal kamera analog sejuta umat, yang dari dulu permasalahannya selalu sama yaitu : kait belakangnya suka patah wakaka. Tapi nggapapa, kamera analog jenis ini selalu dibangga-banggakan oleh orang Indonesia, karena katanya, ini kamera adalah salah satu kamera analog buatan Indonesia dong.

Bangga?

Ya jelas dong pun.

Nah, nama kameranya adalah Fujica M1.

Langit, Bintang, dan Daun Pohon

 

Hmm,

Waduh, sebenernya secara pribadi, diri saya masih merasa bingung untuk mengisi konten Potret ini seperti bagaimana? Apakah lebih bagus diposting satu foto saja, lalu menjelaskan mengenai isi dan makna dari foto yang diambil, atau menceritakan perihal kegiatan memotret yang dilakukan dalam sehari.

Kalau misal memosting satu foto saja lalu menceritakannya, nanti singkat dan pasti akan terpost dengan banyak. Tapi kalau misal menceritakan kegiatan foto selama sehari, nanti bakal jarang terisi.

Huft.

Biarkan saya memikirkannya nanti ya, yang penting ini konten terisi dengan aman jaya sentosa dulu saja wakwaw.

Okay, kali ini saya akan menjabarkan mengenai kegiatan saya yang sangat langka dan jarang terealisasi jika tiada teman dan kemauan, yaitu perihal kegiatan memotret langit dan bintang-bintang di Pantai Watu Kodok.

Kodak Color Plus 200

Haloha.

Balik lagi nih ciye, lagi semangat sekali sepertinya dalam hal penulisan blog. Tumben sekali. Apa karena menulis yang saya sukai ya? Ah, tidak juga ah, tai aja hanya karena suka lalu terus-terusan melakukan. Nanti bosan, mending jarang-jarang, biar nanti ketika melakukannya, lega dan menyenangkan.

Ah, telek, kebanyakan cingcong ehe.

Okay, kali ini saya akan mencoba membahas masalah kamera analog lagi ah, tapi kali ini fokus pada roll filmnya dulu. Keren ngga tuh, kontenku, kadang mereview roll film, kadang mereview kamera analog, kadang mereview hasil potret yang telah tercipta oleh diri sendiri.

Wah, mantap.

Saya menulis blog lagi nih kali ini, wakwaw. Tapi sekarang saya mau fokus untuk membahas masalah kamera analog maupun yang berkaitan dengan foto-foto, karena saya lagi suka banget sama foto. Ehe.

Sejak kemarin-kemarin, saya berpikir agak lama sih soalnya, kayak, apakah saya akan kembali menulis di blog lama, setelah berbagai macam kegagalan yang sudah saya dapat? apakah saya masih memiliki muka untuk itu?

Sepertinya tidak.

Meskipun orang lain ya tidak peduli juga sih.

Tapi nggapapalah, kehidupan.

Postingan Lebih Baru Beranda

Yok Folo Yok

ABOUT ME

menulis apapun tentang kamera analog, roll film, dan potret yang pernah diambil entah dalam bentuk review, opini, bahkan cerita-cerita di baliknya.

SUBSCRIBE & FOLLOW

POPULAR POSTS

  • 5 Aplikasi Scanner Klise / Film Negatif Kamera Analog
  • Review Kamera Analog : Disposable Cam Simple Ace Fujifilm (Pernah Dipake Mark NCT, Loh)
  • Tempat Cuci Film Kamera Analog Di Jakarta Yang Masih Buka
  • Review Kamera Analog : Hikari Cam
  • Tempat Cuci Film Kamera Analog di Yogyakarta yang Masih Buka

Blog Archive

  • ►  2024 (2)
    • ►  November (2)
  • ►  2023 (12)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (2)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (2)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2022 (11)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  Mei (5)
    • ►  Januari (5)
  • ▼  2021 (17)
    • ▼  September (3)
      • Tips Bermain Kamera Analog Untuk Pemula
      • Review Kamera Analog FMO Cam By Filmonkish
      • Review Roll Film : Cira Film 200
    • ►  April (14)
      • Tempat Cuci Film Kamera Analog Di Tangerang yang M...
      • Review Roll Film : Kodak Gold 200
      • Review Kamera Analog : Hikari Cam
      • 5 Aplikasi Scanner Klise / Film Negatif Kamera Analog
      • Review Kamera Analog : Disposable Cam Simple Ace F...
      • Review Roll Film Kamera Analog : Kodak Pro Image 100
      • Review Kamera Analog Termurah : Toycam Olymbus
      • Review Roll Film Untuk Pemula : Fuji C200
      • Tempat Cuci Film Kamera Analog Di Jakarta Yang Mas...
      • Review Kamera Analog : Kodak M35
      • Review Kamera Analog : Fujica M1
      • Memotret Langit dan Bintang Di Pantai Watu Kodok
      • Review Roll Film Yang Pernah Murah Pada Masanya : ...
      • Review Kamera Analog : Aikon Xpas 1

efo.teo

sincerely

Designed by OddThemes | Distributed by Gooyaabi Templates